TEMPO.CO, Bandung - Keluarga Mahasiswa Islam Institut Teknologi Bandung (Gamais ITB) akhirnya membatalkan rencana acara diskusi bersama tokoh-tokoh partai politik Islam pada 11 Mei 2014. Keputusan itu diambil setelah Gamais membahas rencana acara tersebut bersama Keluarga Mahasiswa ITB pekan lalu, yang bersikap anti-politisasi kampus.
Kepala Gamais ITB Ahmad Yasin Rabbani mengatakan pihaknya akan tetap menggelar seminar kepemimpinan dengan pembicara dari kalangan ulama dan cendekiawan, tapi tanpa ada pembicara dari partai politik. "Tadinya kita mau mengundang semua tokoh partai politik Islam, sekarang sedang mencari pembicara baru," ujarnya kepada Tempo, Senin, 28 April 2014. (Baca: Aksi Mahasiswa ITB Tolak Jokowi Tuai Kecaman)
Perubahan rencana itu dilakukan setelah mereka menimbang kondisi kampus, permainan media saat ini, serta harapan untuk bersinergi dengan Keluarga Mahasiswa ITB. Selain itu, Gamais ITB khawatir acara itu akan dipandang oleh mahasiswa lain sebagai ajang politisasi kampus. Seminar kepemimpinan ini merupakan rangkaian acara pengaryaan mahasiswa muslim ITB angkatan 2013 dengan judul "Islamic Leadership Festival (ILF)" pada 10-11 Mei 2014.
Menurut Yasin, mereka punya tiga alasan untuk mengundang para tokoh partai politik Islam, seperti Anis Matta, Hatta Rajasa, Mahfud Md., serta Suryadharma Ali. Gamais ITB ingin membedah gagasan partai-partai berlandaskan Islam, serta ingin menguji visi kebangsaan dan masalah keumatan partai Islam. "Kami ingin juga semua tokoh partai Islam nanti bisa duduk bersama," katanya.
Sebelumnya Ketua KM-ITB Mohammad Jeffry Giranza mengatakan pihaknya membahas acara tersebut dengan Gamais ITB. Pada pertemuan itu, KM-ITB mengusulkan penundaan acara atau mengganti pembicara yang tidak ada unsur politiknya. (Baca: Alumni ITB: Saatnya Kampus Melek Politik)
ANWAR SISWADI
Topik terhangat:
Hadi Poernomo | Pelecehan Siswa JIS | Kisruh PPP | Jokowi | Prabowo
Berita Lainnya:
Polisi: Tersangka JIS Lainnya Kesal Pada Azwar
Dua Pria Tersangka JIS Pernah Berhubungan Seks
Wawancara Khusus JIS Soal Guru dan Buron Pedofil
Wawancara Khusus Kepala JIS: Kasus Ini Amat Berat