TEMPO.CO, Jakarta - Calon wakil presiden Joko Widodo haruslah orang yang tidak akan mengancam posisinya dalam lima tahun ke depan. Pengamat politik Universitas Airlangga Surabaya, Haryadi, mengatakan PDI Perjuangan harus memastikan agar pasangan Jokowi nantinya bukan pesaing dalam kontestasi pemilihan presiden 2019.
Syarat tersebut dipandang Haryadi sebagai harga mati untuk menentukan pasangan Jokowi. "Pasangannya harus dipastikan secara politik bukan orang yang mengancam jadi pesaing Jokowi dalam kontestasi 2019," kata Haryadi pada Tempo, Senin, 21 April 2014.
Akan berbahaya bagi Jokowi jika pasangannya nanti bisa memupuk modal politik untuk kontestasi lima tahun ke depan. Apalagi, PDIP menyatakan bahwa tahun ini merupakan tahun penentuan. Tidak hanya ingin memunculkan presiden, tetapi juga kepemimpinan nasional. Artinya, dalam 10 tahun berikutnya, ada regenerasi dari PDIP yang akan meneruskan kepemimpinan Jokowi.
Selain itu, PDIP juga perlu mempertimbangkan dua syarat lain, yaitu kesamaan perspektif ideologis dan bisa melengkapi kekurangan Jokowi. Menurut Haryadi, Jokowi memang mempunyai pengalaman dan pengetahuan mikro yang baik. Namun dari sisi perspektif makro internasional, Jokowi tidak cukup kuat walau memiliki pengetahuan. Meskipun demikian, dua syarat ini masih bisa dinegosiasi.
Andaikata perolehan suara PDIP tidak mencapai ambang batas parlemen, maka bisa dipastikan partai berlambang banteng ini butuh bekerja sama dengan partai lain yang memiliki kesamaan visi tanpa mengacu pada transaksi. PDIP pun sedikit banyak menurunkan derajatnya untuk menentukan idealisasi pasangan calon presiden. Mau tidak mau, pihak kekuatan yang akan diajak bekerjasama atau berkoalisi tentu ingin mendapat porsi-porsi yang dianggap strategis. "Kalau itu persoalannya, PDIP sedikit terpaksa juga harus berpikir pragmatis," katanya.
Calon wakil presiden bisa jadi berasal dari partai lain, bisa juga ditentukan PDIP sendiri. Meski tidak bersedia menyebut nama, tapi Haryadi mengatakan calon wakil presiden Jokowi bisa juga dari kalangan profesional yang ditunjuk PDIP tapi tidak akan berpotensi menjadi pesaing Jokowi. "Yang jelas, kalaupun dari partai lain, track record-nya harus bersih," ujarnya.
Namun, pada periode kedua nanti, bisa dipastikan Jokowi akan dipasangkan dengan kader PDIP yang telah disiapkan untuk menggantikannya pada periode berikutnya.
Haryadi juga menyambut positif deklarasi pasangan Jokowi dalam waktu dekat. Tidak hanya Jokowi, tapi juga calon-calon presiden lainnya juga harus segera menentukan pasangan masing-masing. Dengan begitu, mereka bisa segera melakukan konsolidasi organisasi pemenangan dan berbagi peran.
AGITA SUKMA LISTYANTI
Berita lain:
Kasus Murid TK JIS, Tersangka Wanita Jadi Otaknya
Wali Kota Risma Arak Socrates Award Keliling Kota
Dukungan Pencopotan Suryadharma Meluas di Daerah