TEMPO.CO, Jakarta - Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan mengendus sejumlah calon legislator inkumben yang akan kembali duduk di Senayan memiliki rekening yang transaksinya mencurigakakan. Menurut Ketua PPATK Muhammad Yusuf, jumlahnya pemilik rekening mencurigakan itu sudah mencapai 31 caleg Senayan. Jumlah ini membengkak dibanding temuan sebelumnya yang baru 20 caleg inkumen.
"Kalau yang terkait anggota Badan Anggaran DPR itu 21 orang. Di luar Banggar ada 5-10," kata Yusuf di kantornya, pekan lalu. Transaksi anggota Banggar, kata dia, ada yang sampai ratusan miliar.
PPATK sudah mengirimkan Lapiran Hasil Analisis Baru ke Komisi Pemberantasan Korupsi terkait 2-3 caleg inkumben. Yusuf menolak menyebut nama-nama yang tercantum dalam LHA tersebut. Sebagian nama lama, dan sebagian nama baru. "Saya sebutlah. Yang terkait kasus SKK Migas," katanya.
Sebelumnnya, rekening gendut anggota DPR dan Banggar bukan barang baru. Sebelumnya PPATK meneliti ribuan transaksi anggota DPR. Lalu lintas rekening milik belasan anggota Badan Anggaran dicurigai. Laporan utama majalah Tempo Tempo edisi 3 September berjudul "Banggar: Bandar Anggaran" mengungkap hal tersebut.
Salah satu nama yang disebut dalam laporan itu, adalah politikus Partai Demokrat, Mirwan Amir. Aliran ke Mirwan, menurut sumber Tempo, hingga miliaran Rupiah. Mirwan kemudian mundur dari posisi Wakil Ketua Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat pada Mei 2013 lalu. (Baca: Transaksi Gendut Para Politikus Senayan)
Sumber Tempo mencatat, pada Maret 2011, seorang perempuan bernama Dina mengirim Rp 150 juta ke rekening Amir. Selama April-Mei tahun lalu, pengirim dengan nama yang sama mentransfer sekitar Rp 3 miliar dalam belasan transaksi, masing-masing Rp 214 juta. Belum jelas maksud pengiriman uang tersebut. Transaksi ini, menurut sumber yang sama, dicurigai Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan, yang kemudian melaporkannya ke Komisi Pemberantasan Korupsi.
Lalu lintas dana di rekening Mirwan tak cuma melibatkan Dina. Di rekeningnya tercatat nama seorang pengusaha hotel. Ada juga setoran melalui dua anggota stafnya di DPR. Kemudian ada transaksi dengan koleganya di Badan Anggaran. Pada Juni 2011, seorang pengusaha periklanan juga menyetor Rp 500 juta.
Tak cuma menghimpun dana, Mirwan terdeteksi berbelanja tiga mobil mewah. Namun semuanya diatasnamakan orang lain. Pada Januari 2011, ia membeli Range Rover senilai Rp 2,1 miliar secara kredit lewat perusahaan di Jalan Fatmawati, Jakarta. Setelah membayar uang muka, Mirwan langsung melunasi pembelian pada pembayaran kedua atau ketiga. Mobil buatan Inggris itu tercatat atas nama adiknya, Amrinur Okta Jaya.
Kepada wartawan, September 2012, Mirwan tak menyangkal telah membeli tiga mobil itu. "Itu memang mobil adik saya. Adik sama abang salahnya apa, sih? Itu adik saya minta tolong," ujarnya. Menurut Mirwan, uang yang dipakai buat membeli mobil pun berasal dari sumber yang halal.
FEBRIANA FIRDAUS
Topik terhangat:
Pelecehan Siswa JIS | Kisruh PPP | Jokowi | Prabowo | Pemilu 2014
Berita terpopuler:
6 Cerita Mengejutkan di Balik Konflik PPP
JIS Buat Surat Edaran, Begini Isinya
Suryadharma Ali Dilengserkan dari Ketua Umum PPP