TEMPO.CO, Tegal - Menjelang pelaksanaan pemilu legislatif 2014, penukaran uang di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Tegal meningkat tiga kali lipat dibandingkan dengan hari-hari biasa. "Biasanya penukaran uang per hari di bawah Rp 500 juta. Sekarang lebih dari Rp 1,5 miliar," kata Kepala Kantor Perwakilan BI Tegal, Bandoe Widiarto, Senin, 7 April 2014.
Bandoe mengatakan bahwa meningkatnya nilai penukaran uang terjadi sejak Kamis dua pekan lalu. Saat itu jumlah uang yang ditukarkan warga melonjak jadi Rp 1,2 miliar.
Dua hari sebelumnya, Selasa, 25 Maret 2014, Bank Indonesia Tegal hanya melayani penukaran Rp 457 juta. Penukaran uang mencapai Rp 1,5 miliar per hari baru terjadi setelah memasuki April. Uang pecahan yang paling diminati penukar itu Rp 10.000, Rp 20.000, dan Rp 50.000. BI Tegal tidak ada membatasi jumlah maksimal uang yang boleh ditukarkan.
Bandoe mengatakan rata-rata warga menukarkan Rp 100 juta. Padatnya penukaran uang di BI Tegal biasanya tiap Senin dan Kamis. "Mungkin banyak yang belum tahu kalau kami melayani penukaran uang selama empat hari, sejak Senin sampai Kamis," ujar Bandoe.
Menurut Bandoe, penukaran uang menjelang pemilu legislatif 2014 tidak sebesar saat mendekati Idul Fitri 2013. Satu bulan sebelum Lebaran tahun lalu, penukaran uang di BI Tegal mencapai Rp 24 miliar. Adapun Maret lalu, BI Tegal hanya menerima penukaran uang sekitar Rp 8 miliar.
BI Tegal membawahi eks Karesidenan Pekalongan yang meliputi Kabupaten Brebes, Tegal, Kota Tegal, Pemalang, Pekalongan, Kota Pekalongan, dan Batang. Di tujuh daerah itu, penarikan uang di sejumlah bank di bawah pengawasan BI Tegal juga meningkat pada Februari dan Maret.
Januari lalu, penarikan uang hanya Rp 158 miliar. Pada Februari meningkat jadi Rp 194 miliar. Puncaknya pada Maret, Rp 278 miliar. "Data ini dari 16 bank," kata Bandoe.
Analis ekonomi BI Tegal, Arief Noor Rachman, mengatakan pemilu legislatif 2014 tidak terlalu mempengaruhi inflasi di eks Karesidenan Pekalongan. "Inflasi year on year pada 6 Februari hingga 20 Maret turun jadi 6,07," ujarnya.
Sejak pukul 08.00 hingga 10.30, warga yang menukarkan uang di BI Tegal mencapai 230 orang. Jumlah itu terus meningkat sampai pelayanan ditutup pukul 11.30. "Saya hanya disuruh mengambil nomor antrean saja. Bukan saya yang menukarkan uang," kata Yadi, 30 tahun.
Namun, warga Kota Tegal itu bungkam ihwal siapa yang menyuruhnya ke BI Tegal dan berapa jumlah uang yang akan ditukarkan. Tiga penumpang mobil Honda CRV bernomor polisi E (Cirebon), seusai menggotong tiga kantong plastik uang pecahan Rp 10.000, juga memilih bergegas meninggalkan BI Tegal saat ditemui Tempo.
DINDA LEO LISTY