TEMPO.CO, Bojonegoro - Rumah Sakit Umum Daerah Sosodoro Djatikoesomo Bojonegoro siap menampung pasien calon anggota legislatif yang mengalami gangguan jiwa. Bahkan rumah sakit pelat merah itu sudah menyiapkan ruangan khusus bagi pasien gila pasca-pemilu legislatif 9 April 2014 mendatang. (Baca: Caleg Stres Akan Lebih Banyak pada Pemilu 2014)
Juru bicara RSUD Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro, drg Thomas Djaja, menegaskan rumah sakitnya siap menerima pasien siapa pun. Termasuk sejumlah penyakit, dari kategori berat, sedang, dan ringan. Jika misalnya nanti pasca-pemilu legislatif ada pasien mengalami stres hingga gangguan jiwa, rumah sakit akan menampung. "Prinsipnya kami siap," ujarnya kepada Tempo, Selasa, 1 April 2014.
Dia menambahkan, pihaknya juga sudah menyiapkan sejumlah dokter spesialis dan berpraktek langsung tiap hari di rumah sakit. Dengan demikian, psikiater dan psikolog serta dibantu paramedis yang sudah berpengalaman akan menangani khusus pasien gangguan jiwa. Tim dokter sudah menyiapkan ruangan khusus bagi pasien sakit jiwa.
Para dokter tersebut, akan menangani langsung jika ada caleg yang mengalami gangguan jiwa, mulai dari gangguan ringan, sedang, dan berat. Dan jika ternyata sudah masuk kategori parah, pihak RSUD Bojonegoro akan merekomendasikan pasien bersangkutan untuk dirawat di rumah sakit khusus pasien sakit jiwa. Seperti ke RS Jiwa Menur atau ke RS Jiwa Lawang, Malang. "Jadi tidak ada masalah itu," ucapnya.
Sebagian caleg memang "habis-habisan" untuk persiapan pemilu legislatif pada 9 April 2014. Misalnya ada sejumlah caleg yang sampai menggadaikan rumah, juga menjual mobil dan tanah untuk modal awal. Salah satunya adalah seorang caleg Kabupaten Bojonegoro untuk daerah pemilihan I (Kecamatan Kota Bojonegoro, Trucuk, dan Kapas) yang mengaku sudah mengeluarkan uang Rp 250 juta.
Uang itu untuk bantuan ke partai dan atribut alat peraga kampanye (baliho, kartu nama, pamflet, dan buklet). Jumlah tersebut belum termasuk mendanai saksi-saksi, tim sukses yang disebarkan ke sejumlah titik. (Baca: Hanya 39 Persen Caleg yang Berkampanye dengan Twitter)
Kini, delapan hari menjelang pemilu legislatif 9 April 2014, caleg yang sehari-hari bekerja sebagai kontraktor ini masih butuh biaya sekitar Rp 150 juta. Biaya tersebut untuk konsumsi dan transportasi tim suksesnya saat pencoblosan berlangsung. "Saya masih butuh duit lagi," ujar caleg yang tak mau disebutkan namanya ini.
Sebagai catatan, di Bojonegoro pernah ada dua caleg stres setelah gagal dalam pemilu legislatif 2009 silam. Dua caleg yang mengalami stres berat itu atas nama Iskandar Panip, ketika itu berumur 50 tahun, asal Yogyakarta untuk DPR RI. Kemudian Mashudi, ketika itu berumur 50 tahun, asal Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Ia merupakan calon anggota legislatif untuk DPRD Bojonegoro.
Dua orang tersebut dirawat di Pondok Pesantren An Nawawi di Desa Sobontoro, Kecamatan Balen, atau sekitar 12 kilometer arah timur Kota Bojonegoro, pada pertengahan April 2009. Pondok itu biasa menerima titipan pasien gangguan jiwa itu. (Baca: Dukun Belitung Sepakat Tolak Bantu Calon Legislator)
SUJATMIKO
Berita Terpopuler Lainnya
Ditemukan Obyek Oranye, Paling Mengerucut ke MH370
Ahok Curhat Soal Jokowi yang Fokus Berkampanye
Putin Ingin 'Hidupkan' Kembali Uni Soviet