TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Lembaga Survei Nasional, Umar S. Bakry, mengatakan perolehan suara partai berasas Islam dan berbasis massa Islam dalam pemilihan umum legislatif April nanti bakal tergerus partai nasionalis. Sejumlah daerah yang semula menjadi basis partai Islam, kata dia, akan dikuasai partai nasional.
“Terutama PDI Perjuangan,” ujarnya ketika dihubungi Tempo, Kamis, 27 Maret 2014. "Di Sumatra, beberapa daerah di Sulawesi, yang semula menjadi basis parta Islam, sekarang partai Islam tak lagi mendominasi," kata Umar. (Baca: Tak Ada Jagoan Top, Partai Islam Redup).
Berdasarkan hasil survei lembaga itu di 34 provinsi pada awal Maret, gabungan partai Islam diprediksi hanya bisa mengantongi paling tinggi 20 persen suara nasional. Padahal, dalam Pemilu 2009, suara gabungan partai Islam mencapai 24,15 persen. (Baca: PKB: Suara Partai Islam Tak Pindah ke Lain Hati).
Menurut Umar, berpindahnya suara pemilih partai Islam disebabkan banyak faktor. Selain soal minimnya figur, kata dia, partai Islam gagal merepresentasikan diri sebagai partai agama. Selama ini publik menilai partai Islam identik dengan politik bersih dan santun. Namun kenyataannya, kata dia, praktek politik para politikus dari partai Islam tak jauh berbeda dengan partai nasionalis lain.
Menurut hasil sigi Charta Politika yang dilansir Rabu lalu, pemilih Islam akan lebih tertarik memilih PDI Perjuangan, terutama karena figur calon presiden partai itu, Joko Widodo. Survei itu digelar pada 1-8 Maret lalu di 33 provinsi. (Baca: Caleg Artis Jadi Bumerang bagi Partai Islam).