TEMPO.CO, Brebes - Empat perempuan asal Jawa Tengah yang disekap di rumah di Jalan Cendana 14, Jaka Sampurna, Bekasi, Jawa Barat, dipulangkan ke tempat asal masing-masing, Senin 13 Januari 2014. “Dari Bekasi, mereka dijemput Pusat Pelayanan Terpadu Provinsi Jateng,” kata Kepala Bidang Perlindungan Perempuan dan Anak Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan (BKBPP) Brebes, Jawa Tengah, Rini Pujiastuti, Senin 13 Januari 2014.
Rini baru tiba dari Semarang setelah menjemput salah satu korban, Anisa Raihana (23 tahun), warga Desa Krasak, Kecamatan Brebes. Rini mengatakan, Anisa dan 160 perempuan lain yang disekap di tempat penampungan itu hendak dijual ke Singapura dan Malaysia sebagai pembantu rumah tangga (PRT).
Staf Rini, Kursin, menambahkan, terbongkarnya jaringan trafficking (perdagangan manusia) itu berawal dari kecurigaan petugas di Bandara Soekarno Hatta terhadap seorang penumpang bertujuan ke Singapura. “Penumpang itu memakai paspor pelancong yang masa berlakunya hanya tiga bulan,” kata Kursin. Diduga, petugas Bandara itu curiga lantaran penampilan penumpang tersebut tak seperti pelancong pada umumnya. Setelah dilaporkan ke kepolisian, perempuan itu mengaku berangkat dari Bekasi. “Setelah proses penyelidikan, polisi menggerebek rumah itu.”
Menurut Rini, pelaku langsung mendatangi ke rumah warga miskin untuk menawarkan pekerjaan dengan gaji tinggi. “Kami sebenarnya sudah gencar mensosialisasikan agar warga tidak asal menerima tawaran pekerjaan dari orang tak dikenal. Tapi ini kan urusan perut, ” ujarnya.
Anisa bukan satu-satunya warga Brebes yang menjadi korban trafficking. November tahun lalu, enam remaja perempuan asal Brebes dipulangkan dari Bintaro, Tangerang. Mereka termasuk dari 88 perempuan calon pembantu rumah tangga yang disekap di tempat penampungan milik Yayasan Citra Kartini Mandiri. Mereka dibebaskan Kepolisian Resor Kota Tangerang pada medio Oktober 2013.
DINDA LEO LISTY