TEMPO.CO, Jakarta - Situs www.kawalpemilu.org, situs para relawan yang melaporkan pergerakan suara hasil pemilu presiden sepanjang Rabu siang tadi diserang ratusan peretas (hacker). "Para pengaman situs kami sempat kewalahan," kata pengelola situs itu, Ainun Nadjib, kepada Tempo.
Ia berkisah, timnya masih bertempur melawan serbuan ratusan peretas yang hanya dihadapi oleh lima orang tim pengaman situs. "Kami berlima melawan ratusan seperti perang Pandawa versus Kurawa," kata Ainun pada Tempo hari ini, Rabu, 15 Juli 2014.
Ainun menyebut harus mendatangkan dua ahli keamanan sistem informasi untuk menangkal serangan yang bertubi-tubi sejak pukul 12.00 waktu setempat. Serangan yang paling masif diakui berasal dari Indonesia. Serangan sengaja diarahkan untuk membuat system down sehingga data dapat diretas.
Pengamanan standar, kata Ainun, sudah dibuat sejak pertama situs dibuat. Akibat munculnya gelombang serangan, pengamanan ditingkatkan dengan menutup lubang-lubang yang diperkirakan diincar para peretas. "Memang ada serangan yang cukup berat, sehingga kami harus memberlakukan pengamanan ekstra," kata dia.
Ia menduga serangan bertujuan untuk menjatuhkan kredibilitas situsnya yang belakangan populer untuk referensi pemantauan hasil rekapitulasi pemilu. "Tujuan hacker membuat system down, ubah data sehingga berbeda dengan data Komisi Pemilihan Umum," ujar Ainun.
Situs Kawalpemilu.org sejak Ahad mulai melakukan tabulasi data untuk menayangkan real count rekapitulasi surat suara. Data kawal pemilu berpijak pada data scan C1 dari website resmi KPU. Meskipun bukan laman resmi KPU, Ainun mengaku mendapat banyak apresiasi. "Karena data tabulasi Kawal Pemilu paling mendekati kenyataan," ujar Ainun.
DINI PRAMITA