TEMPO.CO, Jakarta - Wartawan investigasi asal Amerika, Allan Nairn, menantang calon presiden Prabowo Subianto untuk menangkap dirinya. Seperti ditulis dalam blog pribadinya, Allan saat ini mengaku sedang berada di Indonesia. ”Jika TNI ingin menangkap saya, mereka bisa melakukannya,” tulis Allan dalam situs pribadinya, www.allannairn.org, yang baru saja di-posting, Jumat, 27 Juni 2014. (Baca: Wartawan Investigasi Bongkar Rahasia Prabowo)
Allan kesal lantaran dalam kampanyenya, Prabowo menyatakan bahwa TNI siap menangkap dirinya. Apalagi sejak Koordinator Prabowo Media Center, Budi Purnomo Karjodihardjo, menyatakan bahwa Allan merupakan orang yang berbahaya, bahkan tercatat tujuh kali masuk ke Indonesia secara ilegal. ”Jika Jenderal Prabowo ingin saya ditangkap karena apa yang telah saya tulis tentang dirinya, saya minta dia menyatakannya sendiri, bukan lewat juru bicara,” kata Allan menegaskan. (Baca: Siapa Allan Nairn yang Bongkar Rahasia Prabowo?)
Allan juga kesal karena dianggap bagian dari konspirasi pemerintah ataupun bisnis Amerika Serikat untuk menjelekkan Indonesia. Dia membantahnya dengan mengatakan, ”Siapa pun yang akrab dengan karya-karya saya, pasti tahu bahwa saya musuh pemerintah Amerika Serikat beserta kepentingan korporasi-korporasinya.”
Salah satu kritik utamanya terhadap kepentingan Amerika Serikat selama 40 tahun terakhir adalah kebijakan-kebijakan Abang Sam yang menghisap dan membunuh orang-orang miskin di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. ”Secara terbuka, saya menyerukan setiap presiden Amerika Serikat yang masih hidup, diadili dan dipenjarakan, karena mereka telah menyokong kekuatan-kekuatan yang membunuh warga sipil,” ujar dia.
Menurut dia, satu dari banyak pihak yang dibantu Amerika Serikat dan membunuh warga sipil adalah TNI. Dalam tubuh TNI sendiri, Allan melanjutkan, Prabowo sempat menjadi orang terdekat serta dilindungi Amerika Serikat. ”Prabowo pernah menggambarkan kepada saya bahwa dirinya adalah anak kesayangan Amerika,” ujarnya. Menurut pandangannya, dua fakta terpenting tentang Prabowo adalah, pertama, membantai warga sipil, dan kedua, membunuh mereka dengan sokongan Amerika Serikat.
Allan mengatakan tulisan dirinya tentang Prabowo akurat adanya. ”Jika Jenderal Prabowo ingin menyangkalnya, saya mempersilakan beliau mengajukan gugatan pencemaran nama baik dan menghadapi saya di pengadilan Indonesia,” ujar Allan. (Baca: Soal Prabowo, Jurnalis Allan: Kutip Blog Saya)
Adapun Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon mengatakan tidak pernah mengenal jurnalis investigatif Amerika, Allan Nairn. Anggota tim pemenangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, calon presiden dan wakil presiden nomor urut 1, ini tidak yakin dalam tulisan yang dipublikasikan Alan di sebuah blog itu benar. ”Kami tidak tahu tulisan hasil wawancara itu benar atau tidak. Saya rasa tidak benar,” ujar Fadli, Jumat, 27 Juni 2014.
Ia juga menilai tindakan tersebut merupakan bagian dari kampanye hitam yang menyerang Prabowo. Hal itu diperkuat bahwa Allan mengaku membeberkan wawancara off the record-nya dengan Prabowo untuk di-share kepada publik. Apalagi, kata Fadli, tidak pernah ada surat permohonan untuk membuka off the record kepada Prabowo dalam wawancara ini. ”Kalau off the record yang diangkat, semakin kuat bahwa ini kampanye hitam,” ujarnya. ”Ini hanya kerjaan media asing yang memang ingin menjatuhkan Prabowo dan mencegahnya jadi presiden.”
REZA ADITYA
Berita Terpopuler:
Lecehkan Benyamin, Program YKS Trans TV Dihentikan
Elektabilitas Jokowi 45 Persen, Prabowo 38,7 Persen
Ada Siswa SMA 3 yang Lebih Parah dari Arfiand